WELCOME MY VISITORS :)

if you have positive thinking you will produce positive result 'cause things do not change only you change things, so be wiser and focus on solution.. =)

Jumat, 16 April 2010

ERGONOMIK

PENDAHULUAN

Ergonomi adalah suatu cabang ilmu bersifat multi-disipliner yang lahirnya setelah perang dunia II. Ergonomi berasal dari kata: ergon dan nomos. Ergon berarti kerja, nomos berarti aturan atau hukum. Dengan demikian ergonomi diartikan sebagai aturan dalam bekerja. Implikasinya dalam kehidupan ialah bahwa di dalam melaksanakan pekerjaan itu hendaknya manusia selalu menyadari bahwa ada aturan kerja yang harus dituruti. Menurut difinisi tersebut prinsip dasar dalam ergonomi ialah menyesuaikan manusia dengan pekerjaannya. jika hal itu tidak dapat dipenuhi maka akan disesuaikan pekerjaan dengan manusianya. Manusia bukan hanya harus mendapatkan pekerjaan, tetapi pekerjaan yang diperoleh itu harus mampu memelihara harkat dan harga dirinya sebagai manusia. Dengan kata lain pekerjaannya harus manusiawi. Dimana di dalamnya terkandung pengertian adanya jaminan keselamatan, keamanan dan kenyamanan selama bekerja.

Di dalam ergonomi terkandung makna penyerasian jenis pekerjaan dan lingkungan kerja terhadap tenaga kerja atau sebaliknya. Hal ini terkait dengan penggunaan teknologi yang tepat, sesuai dan serasi dengan jenis pekerjaan serta didukung oleh penggunaan teknologi yang tepat, sesuai dan serasi dengan jenis pekerjaan serta diperlukan pemahaman tentang bagaimana caranya memanfaatkan manusia sebagai tenaga kerja seoptimal mungkin sehingga diharapkan tercapai efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang optimal.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ergonomi merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan mencari pemecahan peresoalan yang menyangkut faktor manusia dalam proses produksi. Dapat dikatakan pula ergonomi sebagai teknologi untuk mendesain / mengatur kerja, sedang ruang lingkup ilmu ergonomi meliputi sejumlah aplikasi beberapa ilmu lain yang saling mendukung, seperti ilmu anatomi, ilmu faal, ilmu psikologi, ilmu teknik dan sejumlah ilmu lain yang secara bersama-sama menempatkan faktor manusia sebagai fokus utama dalam rangkaian kerja yang terdapat dalam sistem kerja, dimana sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan kerja.

Ada beberapa aspek dalam penerapan ergonomi yang perlu diperhatikan, antara lain :

  1. Faktor manusia

Penataan dalam sistem kerja menuntut faktor manusia sebagai pelaku/pengguna menjadi titik sentralnya. Pada bidang rancang bangun dikenal istilah Human Centered Design (HCD) atau perancangan berpusat pada manusia. Perancangan dengan prinsip HCD, berdasarkan pada karakter-karakter manusia yang akan berinteraksi dengan produknya. Sebagai titik sentral maka unsur keterbatasan manusia haruslah menjadi patokan dalam penataan suatu produk yang ergonomis. Ada beberapa faktor pembatas yang tidak boleh dilampaui agar dapat bekerja dengan aman, nyaman dan sehat, yaitu : Faktor dari dalam (internal factors) dan Faktor dari luar (external factor). Tergolong dalam faktor dari dalam (internal factors) ini adalah yang berasal dari dalam diri manusia seperti : umur, jenis kelamin, kekuatan otot, bentuk dan ukuran tubuh, dll. Sedangkan Faktor dari luar (external factor) yang dapat mempengaruhi kerja atau berasal dari luar manusia, seperti : penyakit, gizi, lingkungan kerja, sosial ekonomi dan adat istiadat, dll.

  1. Faktor Anthropometri

Yaitu pengukuran yang sistematis terhadap tubuh manusia, terutama seluk beluk baik dimensional ukuran dan bentuk tubuh manusia. Antropometri yang merupakan ukuran tubuh digunakan untuk merancang atau menciptakan suatu sarana kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh penggunanya. Ukuran alat kerja menentukan sikap, gerak dan posisi tenaga kerja, dengan demikian penerapan antropometri mutlak diperlukan guna menjamin adanya sistem kerja yang baik. Ukuran alat-alat kerja erat kaitannya dengan tubuh penggunanya. Jika alat-alat tersebvut tidak sesuai, maka tenaga kerja akan merasa tidak nyaman dan akan lebih lamban dalam bekerja yang dapat menimbulkan kelelahan kerja atau gejala penyakit otot yang lain akibat melakukan pekerjaan dengan cara yang tidak alamiah.

  1. Faktor Sikap Tubuh dalam Bekerja

Hubungan tenaga kerja dalam sikap dan interaksinya terhadap sarana kerja akan menentukan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja, selain SOP (Standard Operating Procedures) yang terdapat pada setiap jenis pekerjaan. Semua sikap tubuh yang tidak alamiah dalam bekerja, misalnya sikap menjangkau barang yang melebihi jangkauan tangannya harus dihindarkan. Penggunaan meja dan kursi kerja ukuran baku oleh orang yang memiliki ukuran tubuh yang lebih tinggi atau sikap duduk yang terlalu tinggi sedikit banyak akan berpengaruh terhadap hasil kerjanya.

  1. Faktor Manusia & Mesin

Penggunaan teknologi dalam pelaksanaan produksi akan menimbulkan suatu hubungan timbal balik antara manusia sebagai pelaku dan mesin sebagai sarana kerjanya. Dalam proses produksi, hubungan ini menjadi sangat erat sehingga merupakan satu kesatuan. Secara ergonomis, hubungan antara manusia dengan mesin haruslah merupakan suatu hubungan yang selaras, serasi dan sesuai.


  1. Faktor Pengorganisasian Kerja

Pengorganisasian kerja terutama menyangkut waktu kerja, waktu istirahat, kerja lembur dan lainnya yang dapat menentukan tingkat kesehatan dan efisiensi tenaga kerja. Diperlukan pola pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat yang baik, terutama untuk kerja fisik yang berat. Jam kerja selama 8 (delapan) jam / hari diusahakan sedapat mungkin tidak terlampaui, apabila tidak dapat dihindarkan, perlu diusahakan group kerja baru atau perbanyakkan kerja shift. Untuk pekerjaan lembutr sebaiknya ditiadakan, karena dapat menurunkan efisiensi dan produktivitas kerja serta meningkatnya angka kecelakaan kerja dan sakit.

Sedangkan faktor keenam adalah Faktor Pengendalian Lingkungan Kerja. Faktor ini akan dibahas pada bagian isi berikutnya.



ISI

Ergonomi yang merupakan pendekatan multi dan interdisiplin yang berupaya menserasikan alat, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan kebolehan dan batasan tenaga kerja sehingga tercipta kondisi kerja yang sehat, selamat, aman, nyaman dan efisien. Dalam hal ini ergonomi juga berupaya menciptakan kesehatan dan keselamatan kerja bagi tenaga kerja sehingga mampu meningkatkan produktivitas kerjanya. Tujuan ergonomi dan K3 hampir sama yaitu untuk menciptakan kesehatan dan keselamatan kerja. Oleh karena itu ergonomi dan K3 perlu diterapkan di semua tempat kerja untuk meningkatkan kesehatan daan keselamatan kerja tenaga kerja guna meningkatkan produktivitas kerja tenaga kerja. Namun kenyataannya penerapan ergonomi dan K3 di perusahaan terutama di perusahaan kecil dan menengah masih jauh dari yang diharapkan. Program-program ergonomi dan K3 sering menempati prioritas yang rendah dan terakhir bagi manajemen perusahaan. Memang kesehatan dan keselamatan kerja bukanlah segala-galanya, namun tidak disadarinya bahwa tanpa kesehatan dan keselamatan kerja segalanya tidak berati apa-apa.

Lingkungan kerja adalah faktor yang sangat mempengaruhi dalam mencapai keberhasilan kerja. Lingkungan kerja yang manusiawi merupakan faktor pendorong bagi kegairahan dan efisiensi kerja. Sedangkan lingkungan kerja yang buruk (melampaui nilai ambang batas yang telah ditetapkan), yang melebihi toleransi manusia untuk menghadapinya, tidak hanya akan menurunkan produktivitas kerja tetapi juga akan menyebabkan penyakit akibat kerja, kecelakaan kerja, pencemaran lingkungan sehingga tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaannya tidak mendapat rasa aman, nyaman, sehat dan selamat. Terdapat berbagai faktor lingkungan kerja yang berpengaruh terhadap kesehatan, keselamatan dan efisiensi serta produktivitas kerja, yaitu faktor fisik seperti pengaruh kebisingan, penerangan, iklim kerja, getaran. Faktor kimia seperti pengaruh bahan kimia, gas, uap, debu. Faktor fisiologis seperti sikap dan cara kerja, penentuan jam kerja dan istirahat, kerja gilir, kerja lembur. Faktor psikologis seperti : suasana tempat kerja, hubungan antar pekerja dan faktor biologis seperti infeksi karena bakteri, jamur, virus, cacing, dsb. Untuk pengendalian lingkungan kerja dapat dilakukan melalui beberapa tahapan / cara yaitu pengendalian secara teknik, pengendalian secara administratif dan pengendalian dengan Pemberian Alat Pelindung Diri (APD).

Lingkungan kerja yang ergonomik adalah bagaimana anda mengatur elemen atau komponen tempat kerja anda sehingga sesuai dengan kebutuhan merupakan faktor paling penting untuk mendapatkan kondisi kerja yang nyaman. Salah satu contoh dalam pengaturan lingkungan kerja yang ergonomik dapat dilihat pada kasus berikut yang bekerja di kantor dimana berhubungan dengan pengaturan tempat kerja. Luangkan waktu beberapa menit sebelum anda berkerja, pikirkan dan tentukan bagaimana layout dan posisi terbaik perangkat kerja anda (komputer, telepon, dll) dan bagaimana tempat kerja anda dapat dimanfaatkan secara efektif

Langkah berikut ini dapat menghemat waktu dan tenaga anda dalam menyelesaikan pekerjaan. Pastikan bahwa :

• Cukup tempat di meja anda untuk menata posisi yang paling nyaman untuk cpu, monitor, keyboard, mouse, printer, penyangga buku, dan piranti lainnya seperti telpon, dll

• Atur meja anda dengan mempertimbangkan bagaimana perangkat itu akan digunakan. Perangkat yang paling sering digunakan seperti mouse dan telepon, tempatkan di posisi yang paling mudah dijangkau.

• Atur kursi sehingga paha anda dalam posisi horisontal dan punggung bagian bawah atau pinggang anda terdukung. Tanpa ini, punggung dan pinggang anda berpotensi mendapatkan gangguan.

• Atur pencahayaan ruang kerja anda secara optimal, cahaya yang terlalu kuat mengakibatkan tampilan monitor tidak tajam, cahaya rendah potensi menyebabkan gangguan pada mata anda. Hindari lampu yang menyorot langsung ke monitor karena akan memunculkan pantulan di layar. Usahakan posisi sejajar terhadap jendela, jangan berhadapan atau membelakangi.

• Buku, laporan, atau bahan cetakan lain yang dibutuhkan dalam bekerja dengan komputer sebaiknya diletakkan di dekat monitor. Bisa di bawah atau disampingnya.


PENUTUP

Keberhasilan suatu pekerjaan terkadang diukur dari seberapa besar manfaat yang diperoleh oleh orang lain dan perusahaan itu sendiri. Namun segala aktivitas dalam mencapai keberhasilan itu, dilakukan oleh seluruh pihak yang bekerja secara baik dan terkontrol, sehingga target yang ingin diperoleh untuk mencapai keberhasilan atas pekerjaan yang dilakukan dapat diperoleh. Namun jika ditinjau lebih dalam lagi, ternyata banyak faktor yang mempengaruhi pihak yang bekerja (karyawan) dalam bekerja. Salah satunya adalah tempat mereka bekerja, dimana tempat itu merupakan bagian terpenting bagi mereka dalam mencapai keberhasilan keraja tersebut. Tempat kerja yang ergonomi merupakan tempat atau suasana kerja yang sangat maksimal hasilnya, dimana pekerja akan merasakan kenyamanan dalam bekerja, tidak menimbulkan penyakit dalam bekerja, tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga target kerja yang diinginkan dapat diperoleh.

Lingkungan kerja yang ergonomi berkaitan dengan bagaimana kita mengatur segala sesuatu benda atau alat yang akan kita gunakan dalam bekerja tepat pada tempatnya, dalam artian tidak terjadi pengurangan keutuhan kita dalam bekerja. Penempatan baran dan alat kerja yang baik dapt menimbulkan rasa nyaman, tentram, dan tidak jenuh dalam menggunakan alat kerja yang ada.

Ergonomi juga sangat berkaitan erat dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Dalam hal ini pekerja memiliki kewajiban untuk menciptakan suasana kerja yang dapat meningkatkan produktivitas dalam bekerja namun tidak mengurangi kesehatan dan keselamatan pekerja dalam melakukan pekerjaannya.


DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, A. (1998). “Penerapan Ergonomi untuk Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas”. Bunga Rampai Ergonomi Vol.1

Mashud, S.Pd 2008. Komputer, Ergonomi dan Kesehatan Kerja (Artikel). Official Web Site MGMP TIK SMA DKI Jakarta

Nyoman Adiputra. 2004. Ergonomi. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar. Propinsi Bali

Sutjana, I D.P. (2004). “Penelitian K3 Pada Beberapa Perusahaan di Bali”. Konvensi Nasional K3, 25-26 Agustus. Di Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar